Rabu, 15 Juli 2015

MODEL MODEL PEMBELAJARAN PEMBAHASAN A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN Sejak jaman dahulu, anak-anak – manusia dan binatang senantiasa bermain. Pada dinding-dinding kuil dan kuburan orang-orang Mesir kuno ditemukan relief-relief yang menggambarkan anak-anak sedang bermain. Menurut sebagian para ahli, bola yang terbuat dari kain atau kulit-kulit binatang merupakan salah satu alat bermain yang tertua. Demikian juga “gasing”, yang disebut oleh filosof Plato dalam bukunya Republic , dan dijadikan sebagai simbol kehidupan oleh salah seorang penyair Romawi. “Hidup kita ini, “ katanya, “bagaikan gasing. Ia ditarik dengan tali namun tetap berputar dan menari”. Bagi anak, bermain adalah suatu kegiatan yang serius, namun mengasyikan. Melalui aktivitas bermain, berbagai pekerjaannya terwujud. Bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak, karena menyenangkan, bukan karena akan memperoleh hadiah atau pujian. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa anak adalah pembangun teori yang aktif (theory builder). Bermain adalah salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk pertumbuhannya. Bermain adalah medium, di mana anak mencobakan diri, bukan saja dalam fantasinya tetapi juga benar nyata secara aktif. Bila anak bermain secara bebas, sesuai kemauan maupun sesuai kecepatannya sendiri, maka ia melatih kemampuannya untuk belajar. (Agustin, 2005). Para ahli memiliki keragaman pandangan tentang bentuk-bentuk pembelajaran anak usia dini. Pandangan dengan berbagai latar belakang filosofisnya tersebut banyak disebut dengan sitilah model pembelajaran. Apakah model ? Model secara sederhana adalah ”gambaran” yang dirancang untuk mewakili kenyataan. Model didefinisikan sebagai “a replica of the fhenomena it attempts to explain” (Runyon, dalam Rakhmat, 1988:59). Jadi dalam kegiatan pembelajaran model dapat dimaknai sebagai suatu pola atau gambaran yang menjelaskan tentang berbagai bentuk, pandangan yang terkait dengan kegiatan pembelajaran. Adapun model-model pembelajaran anak usia dini dapat didefinisikan sebagai serangkaian pola, bentuk, kegiatan ataupun cara pandang kelompok tertentu terhadap kegiatan belajar anak usia dini. Ada pula yang mengartikan model pembelajaran merupakan suatu rancangan untuk menggambarkan rincian dan penciptaan lingkungan yang menjadikan anak untuk berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi perubahan / perkembangan pada diri anak. Komponen model pembelajaran meliputi konsep, tujuan pembelajaran, materi / tema, langkah-langkah metode, alat/sumber belajar dan teknik evaluasi. Dasar penyusunan model pembelajaran di TK yakni silabus yang dikembangkan menjadi : program semester, satuan kegiatan mingguan, satuan kegiatan harian. Oleh karena itu model pembelajaran merupakan gambaran konkrit yang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai skh yang telah dibuat. B. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN DI PAUD Beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di taman kanak-kanak : 1. Model pembelajaran klasikal Adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang paling awal digunakan di TK, dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan. 2. Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman Adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok (biasanya menjadi tiga kelompok), masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda. Dalam satu pertemuan, anak didorong harus mampu menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat daripada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain selama dalam kelompok lain masih ada tempat. Jika sudah tidak ada tempat, anak-anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu yang sudah disediakan oleh guru, dan tempat itulah yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti sesuai dengan tema atau subtema yang dibahas. Pengelolaan kelas Pengelolaan kelas yang meliputi penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu pencapaian pembelajaran yang optimal. Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah : • Penataan perabot di ruangan harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. • Pengelompokkan meja dan kursi anak disesuaikan dengan kebutuhan sehingga ruang gerak peserta didik leluasa. Susunan meja kursi dapat berubah-ubah. Pada waktu mengikuti kegiatan, anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk di tikar/karpet. • Dinding dapat digunakan untuk menempelkan sarana yang dipergunakan sebagai sumber belajar dan hasil kegiatan anak, tetapi jangan terlalu banyak sehingga dapat mengganggu perhatian anak. • Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian, tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan dan sebagainya. Alat bermain untuk kegiatan pengaman diatur dalam ruangan, sehingga dapat berfungsi apabila diperlukan oleh peserta didik. 3. Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut Model pembelajaran ini menyediakan sudut-sudut kegiatan yang menjadi pusat kegiatan pembelajaran berdasarkan minat anak. Alat-alat yang disediakan harus bervariasi mengngat minat anak yang beragam. Alat-alat tersebut juga harus sering diganti disesuaikan dengan tema dan subtema yang dibahas. 4. Model pembelajaran area Model ini pada dasarnya hamper sama dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model ini lebih member kesempatan kepada anak didik untuk memilih kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya. Kecuali itu juga menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran. 5. Model pembelajaran berdasarkan sentra Adalah pendidikan pembelajaran dalam proses pembelajaran dilakukan di dalam lingkaran dan sentra bermain. Guru bersama anak duduk dengan posisi melingkar dan saat dalam lingkaran, guru memberikan pijakan pada anak sebelum dan sesudah bermain Sentra bermain merupakan area / zona bermain anak yang di lengkapi alat bermain, berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Dalam membuka sentra setiap hari disesuaikan dengan jumlah kelompok setiap TK. Pembelajaran sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan fokus pada satu kelompok usia TK dalam satu kegiatan di satu sentra kegiatan Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain : bermain sensori motor / fungsional , bermain peran , bermain konstruktif ( membangun pemikiran anak ). Bermain sensorimotor adalah permainan menangkap rangsangan melalui penginderaan dan menghasilkan gerakan sebagai reaksi. Anak belajar melalui pancaindera dan hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Misal : menakar air, meremas kertas bekas, menggunting, dan lain-lain. Bermain peran :bermain peran makro (besar), bermain peran mikro (kecil), bermain simbolik, pura-pura, fantasi, imajinasi (bermain drama), bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep yang telah dimiliki Bermain konstruktif : menunjukkan pemikiran, ide dan gagasan menjadi karya nyata. Bermain konstruktif sifat cair (air, pasir, spidol dan lain-lain) Bermain konstruktif (balok-balok, lego, dan lain-lain) Model pembelajaran berdasarkan sentra. Sentra bermain terdiri dari : a. Sentra bahan alam dan sains. Bahan-bahan yang diperlukan disentra ini adalah daun, ranting, kayu, pasir, air, batu, biji-bijian, dan lain-lain. Alat yang digunkan diantaranya sekop, corong, ember, dan lain-laian b.Sentra balok. Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai bentuk, ukuran, warna, dan tektur. Disini anak belajar banyak hal dengan cara menyusun / menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika matematika / berhitung permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah c.Sentra seni. Bahan-bahan yang diperlukan diarea ini adalah kertas, cat air, krayon, spidol, gunting, kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, potongan-potongan bahan / gambar, sentra seni memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan ide, gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil karya) melalui metode proyek. d. Sentra bermain peran. Sentra bermain peran terdiri dari, sentra bermain peran makro dapat menggunakan anak sebagai model. Sentra bermain peran mikro misalnya, menggunakan boneka maket meja kursi, rumah-rumahan dan sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud dari kehidupan nyata yang dimainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka dengan memainkan berbagai macam peran. Pemilihan berbagai benda untuk bermain peran tergantung dari minat anak pada saat itu, misal, tema “keluarga” dengan alat-alat yang dibutuhkan peralatan dapur dan lain-lain. e. sentra persiapan. Bahan yang ada pada sentra ini adalah, buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakap-cakap dan persiapan menulis, berhitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan serta berhitung permulaan mendorong kemampuan intelektual anak, gerakan otot halus, kordinasi mata tangan, belajar ketrampilan sosial (berbagi, bernegosiasi dan memecahkan masalah). f. sentra agama. Bahan-bahan yang disiapkan adalah maket tempat ibadah, perlengkapan ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita keagamaan dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Agama merupakan suatu konsep yang abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit bagi anak g. sentra musik. Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik, misalnya : botol beling/kaca, tempurung kelapa, rebana, tutup botol, triangle dan lain-lain. Sentra musik memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat memperluas pengalaman, pengetahuan anak tentang irama, berirama (ketukan) dan mengenal berbagai bunyi-bunyian dengan mengguna kan alat-alat musik yang mendukung misalnya ; pianika, piano, rebana dll. Terdapat pula berbagai model pembelajaran anak usia dini yang didukung oleh aliran-aliran, baik dalam kajian psikologi dan juga filsafat. Diantara pandangan tersebut adalah sebagai berikut ini : 1. Model Pembelajaran Menurut Pandangan Behaviorisme Menurut pandangan ini, belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang dapat diamati(observable) dan dapat diukur (meassurable). Behaviorisme menolak suatu referensi terhadap keadaan atau proses mental internal yang tidak dapat diamati dan diukur. Pendekatan terhadap belajar ini dicontohkan oleh kerja Thorndike & Skinner (Masitoh, dkk, 2003) yang didasarkan atas suatu anggapan dari penelitian terhadap hewan dalam situasi belajar. Didasarkan pada eksperimen tersebut, kaum behavioris mengembangkan hipotesis bahwa proses belajar adalah penerapan hubungan stimulus-respon dengan control dari lingkungan dan control itu merupakan suatu hal yang potensial untuk penguatan. Menurut teori ini setiap orang merespon terhadap berbagai variabel yang terdapat dalam lingkungan. Kekuatan-kekuatan eksternal merangsang individu untuk bertindak dengan cara-cara tertentu mungkin positif, dan mungkin negatif. Karena teori ini didasari oleh asumsi bahwa pada prinsipnya individu itu dapat dibentuk oleh lingkungan, maka perlakuan terhadap individu melalui tugas, ganjaran, dan disiplin adalah sangat penting untuk mengembangkan kemampuan anak. Guru harus mempunyai peranan yang sangat dominan dalam mengendalikan proses pembelajaran mulai dari penentuan tujuan yang harus dicapai, pemilihan materi, sumber, dan metode pembelajaran maupun dalam proses mengevaluasi 2. Model Pembelajaran Menurut Pandangan Kognitivisme Pandangan kognitif tentang belajar antara lain diilhami oleh hasil kerja Jean Piaget dan sejawatnya. Menurut Cohen (Masitoh, dkk, 2003)), model belajar ini secara umum ditandai sebagai tahapan teori yang menganjurkan bahwa proses berfikir anak dikembangkan melalui empat tahap yang berbeda. Menurut pendekatan ini proses berpikir bergantung pada suatu kemampuan untuk mencipta, memperoleh dan mengubah gambaran internal tentang segala sesuatu yang dialami di lingkungan. Pendekatan kognitif menekankan pada proses asimilasi dan akomodasi. Dalam hal ini anak menjadi problem solver dan pemroses informasi atau transformation processor. Aspek-aspek tersebut merupakan suatu rangkaian dalam proses belajar. Menurut pendekatan kognitif, belajar adalah sebagai perubahan perkembangan. 3. Model Pembelajaran Menurut Pandangan Konstruksivisme Menurut pandangan ini anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Menurut De Vries (Masitoh, dkk, 2003)) anak harus membangun pengetahuan ketika mereka bermain. Anak membangun kecerdasannya, kemampuan untuk nalar, moral dan kepribadiannya. Pendekatan ini sangat menekankan pentingnya keterlibatan anak dalam proses belajar. Proses belajar hendaknya menyenangkan bagi anak, alami, melalui bermain, dan memberi kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut David H. Janassen (Masitoh, dkk, 2003)), “Constructivism proposes that learning environments should support multiple perspectives or interpretations of reality, knowledge, construction, and context, experience based activities”. Artinya faham konstruktivisme menyatakan bahwa lingkungan belajar harus dapat mendukung berbagai perspektif atau interpretasi tentang kenyataan, pengetahuan, konstruksi dan konteks pengalaman yang didasarkan pada kegiatan. 4. Model Pembelajaran Menurut Pendekatan High / Scope Menurut pendekatan ini, anak memiliki potensi untuk mengembangkan pengetahuannya dan melibatkan interaksi yang bermakna antara anak dengan orang dewasa. Pengalaman sosial terjadi dalam konteks kehidupan nyata dimana anak memutuskan rencana dan inisiatifnya sendiri. Keterlibatan anak dalam proses belajar sangat penting sehingga mereka memperoleh kesempatan yang luas untuk berinteraksi dengan lingkungannya, dengan demikian lingkungan belajar harus dapat mendukung aktivitas belajar anak. 5. Model Pembelajaran Menurut Pandangan Progresivisme Menurut Kohlberg dan Layen (Masitoh, dkk, 2003)) aliran ini berpandangan bahwa belajar adalah perubahan dalam pola berpikir melalui pengalaman memecahkan masalah. Ketika anak berinteraksi dengan lingkungan pengalaman nyata dan objek-objek nyata, anak akan mengalami masalah. Anak akan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya, dan ketika itu pula akan terjadi perubahan pola berpikir mereka.

Minggu, 30 Desember 2012

Informasi Pendaftaran Play Group Melati Bandung

Informasi pendaftaran SYARAT PENDAFTARAN - Biaya pendaftaran Rp. 50.000,- - Pas photo ukuran 3 x 4 ( 3 lembar ) - Foto Clouse Up 4R 1 lembar - Fotokopi Akte Kelahiran dan KK @ 2 lembar - Daftar ulang serta menyelesaikan biaya administrasi WAKTU DAN TEMPAT PENDAFTARAN  WAKTU PENDAFTARAN - GELOMBANG I Pengambilan formulir : 15 April – 15 Mei 2012 - GELOMBANG II Pengambilan formulir : 15 Mei 2012 sampai daya tampung terpenuhi - PENGEMBALIAN FORMULIR dan DAFTAR ULANG: 1 Mei – 30 Juni 2012  TEMPAT PENDAFTARAN Kantor LPI “MELATI” Bandung Jl. P.Sudirman Gg. I Bandung Telp : (0355) 533671 – 533672 Tulungagung (Sebelah barat RB Aisyiyah) CONTACT PERSON : Ust. Hernina Mudawanti, S.Pd.I. : 081259919150 Ust. Siti Karomah, A.Ma. : 081330420723 LAIN-LAIN  Mulai Tahun pelajaran 2012/2013 TPA Islamic Baby Care “Melati” menerima usia 1 bulan – 2,5 tahun.  Hal-hal yang kurang jelas dapat ditanyakan ditempat pendaftaran.

Minggu, 23 Desember 2012

survei online yang bikin hepi

Ikuti survei online dan nikmati bonusnya

iPanel adalah perusahaan sampel profesional online untuk mengumpulkan survei pasar. Kami mengundang warga negara untuk bergabung dengan sistem keanggotaan kita melalui internet atau offline gratis untuk membantu perusahaan mendapatkan pendapat dan saran dari konsumen.
iPanel memungkinkan Anda berbagi pendapat dan saran Anda cepat, mudah dan cerdas. Setiap survei yang Anda berpartisipasi dalam akan memberikan 1-2000points. Kami adalah Asia reputasi survei perusahaan online peringkat dalam 10 besar perusahaan sampel di seluruh dunia oleh pemerintah melalui tahun berturut-turut. Kami menepati janji kami kepada Anda dan menerima kredibilitas yang tinggi dari para anggota. Survei online yang ditawarkan oleh perusahaan kami dihargai dengan poin ditarik kembali kepada Anda. Anda hanya harus mendapatkan kuesioner kami melalui email atau login ke sistem keanggotaan kami dan berdasarkan status pribadi Anda sepatutnya mengisi kuesioner di mana Anda dapat memperhatikan atau memberikan pendapat tentang produk atau jasa di sekitar diri Anda sendiri. Survey kami hanya bertujuan anggota domestik suatu negara yang akan diputar sebagai participators dan kualitas kuesioner yang akan dikendalikan oleh teknologi internet yang ketat kami.
Survei selalu menjadi metode yang kuat dari perusahaan mengetahui tentang konsumen, mendapatkan umpan balik pada produk baru dan memperoleh kecenderungan mengembangkan industri. Sebelum penerapan internet, perusahaan yang digunakan untuk menghabiskan sejumlah besar waktu dan uang untuk organisasi menugaskan untuk mengambil metode wawancara, intervensi jalan, telepon dan lain-lain untuk survei dan mengelola responden. Survei online membuat lebih mudah untuk diwawancarai untuk berpartisipasi dan memilih secara bebas yang diterima oleh konsumen lebih banyak dengan jangkauan yang lebih luas untuk membuat hasil survei lebih dekat dengan yang sebenarnya.
Selain itu, responden dapat berpartisipasi dalam kuesioner setiap saat di mana saja sesuai dengan waktu mereka sendiri. Tanpa persyaratan khusus, kita tidak perlu Anda untuk pergi ke lokasi yang ditunjuk atau berpartisipasi dalam kuesioner panggilan telepon. Anda hanya perlu dengan mudah menjawab kuesioner online ketika Anda memiliki akses ke internet. Survei online telah mendapatkan lebih banyak dan lebih dapat diterima oleh konsumen dan lebih bekerja-sama membuat semua jenis produk atau survei kepuasan melalui kita. Namun, dengan pengembangan survei online, beberapa mungkin tertipu. Ada 'aliansi mitra yang tidak memiliki niat untuk membayar dan sebaliknya akan mencoba untuk mendapatkan informasi Anda, menjual produk kepada Anda atau keduanya! Apa yang bisa lebih buruk adalah bahwa beberapa 'lembaga afiliasi sudah mencoba untuk menawarkan' undian menarik 'untuk menipu anggota internet, mereka benar-benar tidak ada di iPanel dan setiap janji kita akan dibuat menjadi pembayaran.
Dalam sistem keanggotaan kita survei sesuai status pribadi Anda akan terdaftar untuk berpartisipasi gratis dan kita membayar dengan uang tunai dan / atau hadiah untuk bermanfaat. Untuk berterima kasih kepada dukungan Anda, kami menawarkan fungsi untuk memperoleh poin lebih banyak dan kami juga akan memberikan undian berhadiah atau Lucky Draw mingguan kepada anggota kredibel. Dalam iPanel Anda akan memanen banyak sehari-hari dan poin Anda dapat ditebus untuk kas kapan saja. Pembayaran kami adalah dari berbagai jenis yang dapat mendukung semua jenis kartu kredit, kartu rekening bank atau pembayaran online.
Dengan bergabung iPanel, opini Anda akan dianggap penting cukup dan Anda akan berkontribusi banyak dalam perbaikan produk dan kualitas layanan dan juga kualitas hidup Anda akan jauh lebih baik.
Kami menentang adanya kecurangan oleh teknologi fabrikasi atau informasi palsu. Kami memiliki kebijakan untuk peringkat kredibilitas anggota kami. Survey kami hanya dikirim ke responden dengan informasi yang sesungguhnya, kejujuran dan kesungguhan dalam menjawab kuesioner.
Pembayaran kami dalam waktu dan cepat yang dapat dibuat dalam hitungan jam atau satu minggu. Jika Anda berniat untuk bergabung dengan sistem keanggotaan manajemen online dengan kredibilitas tinggi yang ekstrim, iPanel akan menjadi pilihan terbaik Anda!
Organisasi kami adalah:
iPanel mematuhi aturan dan peraturan dalam industri survey dan ketat dengan diri sendiri. Kami secara aktif berpartisipasi dalam semua jenis konferensi biasanya diselenggarakan oleh CMRA, ESOMAR, CASRo dan JMRA


Rabu, 28 November 2012

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP



PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. Pendahuluan
 I. Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar. Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian 
II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mencantumkan identitas Nama sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Catatan: RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya. A.Standar Kompetensi Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar). Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut : urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. B. Kompetensi Dasar cara membuat rpp Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi Dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi Dasar Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran C.Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan. D. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. E. Metode Pembelajaran/Model Pembelajaran Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Untuk mencapai suatu kompetensi dasar dalam kegiatan pembelajaran harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan dalam setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan : a. Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un¬tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b. Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di¬lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang¬kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. c. Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. G. Sumber Belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. H. Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian. III. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) cara membuat rpp RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP........................... Mata Pelajaran : ................................... Kelas/Semester : ................................... Alokasi Waktu : ..... x 40 menit A. Standar Kompetensi B. Kompetensi Dasar C. Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa dapat 2. Siswa dapat Dst D. Materi Pembelajaran E. Model/Metode Pembelajaran F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal Kegitan Inti Kegiatan Akhir dst G. Sumber Belajar H. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Teknik Bentuk Instrumen Instrumen Mudah mudahan dengan adanya cara membuat rpp ini anda juga terbantu dalam penyusunan rpp berkarakter anda


Panduan Magang



logo melati edit copy.png
 
Panduan Magang & Pelatihan
dengan
METODE SELING
(Sentra dan Lingkaran)









Sebuah pendekatan KBM untuk anak usia dini yang direkomendasikan oleh :
DIREKTORAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MELATI BANDUNG
JL. PENGLIMA SUDIRMAN GG I BANDUNG TULUNGAGUNG 0355 533671

Tata Tertib Peserta Magang dan Pelatihan
Metode SELING (sentra dan lingkaran)
Di  
LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MELATI BANDUNG
Umum
1.      Mengisi daftar hadir yang disediakan oleh panitia
2.      Hadir dalam ruangan sesuai jadwal yang telah ditentukan
3.      Menjaga dan memelihara kebersihan, ketertiban, kenyamanan lingkungan magang dan pelatihan
4.      Selalu menggunakan tanda pengenal selama berada di lingkungan magang dan pelatihan
5.      Tidak merokok selama mengikuti kegiatan magang dan pelatihan

Dalam ruangan
1.      Menempati ruang duduk yang telah ditetapkan
2.      Menjaga kebersihan dan ketertiban ruangan
3.      Menjaga dan memelihara perlengkapan dalam ruangan
4.      HP  dapat dihidupkan hanya di luar ruangan dan bukan pada jam magang dan pelatihan
5.      Tidak keluar masuk ruangan
6.      Tidak makan dan minum dalam ruangan saat pelaksanaan magang dan pelatihan kecuali atas ijin penyelenggara

Saat obsevasi
1.      Mengikuti kegiatan observasi sesuai dengan kelompoknya  dan tempat yang ditentukan untuk di observasi
2.      Tidak melakukan interaksi atau membantu anak untuk melakukan sesuatu
3.      Bila anak menyapa boleh menjawab dengan sayang dan sopan
4.      Tidak ikut bergabung dengan kelompok anak
5.      Tidak mengajak guru yang sedang mengajar berbicara atau bertanya
6.      Tidak mengambil gambar (pemotretan) saat anak sedang belajar kecuali ada ijin
7.      Bila ada sesuatu yang ganjil atau kurang jelas segera dicatat dan ditanyakan pada saat diskusi

Saat simulasi
1.      Mengikuti kegiatan simulasi/micro teaching sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat
2.      Mengikuti kegiatan pendampingan pengajaran

Pakaian
1.      Peserta berpakaian bebas dan sopan (tidak mengenakan kaos)
2.      Peserta laki-laki dan perempuan menggunakan kaos kaki
3.      Sepatu dilepas diletakkan ditempat yang sudah disediakan



TERIMA KASIH ATAS KERJASAMANYA








APAKAH SELING/BCCT ITU

SELING (SENTRA DAN LINGKARAN)/BCCT

Sentra dan lingkaran adalah sebuah metode pengajaran yang menempatkan siswa pada posisi yang proposional. Dunia anak adalah dunia bermain, maka selayaknyalah konsep pendidikan untuk anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain. Intinya bermain adalah belajar, dan belajar adalah bermain.

Sekilas tentang metode SELING/BCCT
·         Suatu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraann Pendidikan Anak Usia Dini yang dikembangkan berdasarkan hasil kajian teoritik dan empiric
·         Nama asli metode ini adalah BCCT (Beyond Center and Circle Time)
·         Metode ini di Indonesia dipopulerkan dengan istilah SELING ( Sentra dan Lingkaran)
·         Metode SELING merupakan pengembangan dari metode Montessori , High Scope dan Reggio Emilio
·         Metode SELING dikembangkan oleh Creative Center for Chilhood Research and training (CCCRT) Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre School Florida, USA selama lebih dari 30 tahun, baik untuk anak normal maupun untuk anak kebutuhan khusus

BAGAIMANA PENERAPANNYA?
·         Metode SELING dirancang dalam bentuk sentra-sentra. Misal sentra alam, sentra persiapan, sentra seni dan olah raga, sentra agama, sentra peran makro, sentra peran mikro, sentra balok, dan lain-lain.
·         Setiap guru bertanggung pada 7 – 10 murid saja dengan moving class sesuai dengan sentra gilirannya
·         Metode SELING ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (Multiple intelligences)
·         Metode SELING memandang bermain sebagai wahana yang paling tepat dan satu-satunya wahana yang paling tepat diantara metode-metode yang ada, karena disamping menyenangkan, bermain dalam setting pendidikan dapat menjadi wahana untuk berfikir aktif, kreatif dan bertanggung jawab.


Untuk menerapkan metode ini seorang guru hendaknya mengikuti pijakan-pijakan guna membentuk keberaturan antara bermain dan belajar. Berikut ini adalah pijakan-pijakan yang harus diikuti :

1.      Pijakan Lingkungan
Guru menata lingkungan yang disesuaikan dengan densitas dan intensitas

2.      Pijakan Sebelum bermain
·         Guru meminta para siswa untuk membentuk lingkaran
·         Guru diantara para siswa sambil bernyanyi
·         Guru meminta siswa untuk duduk melingkar
·         Guru meminta para siswa untuk berdoa bersama
·         Guru menanyakan kesiapan para siswa mendengarkan cerita atau memasuki sentra
·         Guru memulai bercerita menggunakan media yang sesuai dengan tema
·         Guru menginformasikan jenis mainan yang ada dan menyampaikan aturan bermain.guru meminta siswa untuk masuk ke area sentra.

3.      Pijakan saat bermain
·         Guru mempersiapkan catatan perkembangan siswa
·         Guru mencatat perilaku, kemampuan dan celetukan siswa
·         Guru membantu siswa jika dibutuhkan
·         Guru mengingatkan siswa apabila lupa atau melanggar aturan

4.      Pijakan Setelah Bermain/Recalling
·         Guru meminta siswa untuk membereskan mainan dan alat yang dipakai
·         Guru meminta siswa menceritakan pengalaman bermainnya sambil menghitung kegiatan yang dilakukan
·         Guru menutup kegiatan dengan doa bersama
·         Guru membagikan buku komunikasi sebelum pulang,
SEKILAS TENTANG METODE PEMBELAJARAN
Dengan pendekatan
Beyond Centers and Circle Time
(BCCT)

·         Yaitu konsep belajar dimana guru-guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendororng siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari
·         Hasilnya : siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari kontek yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mencoba sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat sekarang dan kelak

Kenapa menggunakan system BCCT ini ?
·         Anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan ALAMIAH
·         Belajar akan lebih bermakna jika anak MENGALAMI apa yang dipelajari bukan hanya sekedar MENGETAHUI
·         Pembelajaran akan lebih bermakna dan mengena

Apakah system yang ada selama ini gagal?
·         Memang tidak ekstrim begitu. Pembelajaran yang lebih berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi MENGINGAT jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Bukankah itu yang terjadi dalam kelas-kelas kita?

Apa yang sebenarnya kita inginkan ?
·         Dalam pendekatan BCCT proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. STRATEGI pembelajaran lebih dipentingkan daripada HASIL.
·         Dalam kontek itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti
·         Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti, dalam hal ini diperlukan guru sebagai PENGARAH DAN PEMBIMBING atau INSPIRATOR

Mengapa system ini menjadi pilihan?
·         Saat ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Guru masih menjadi center (pengetahuan dan lain-lain), ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar.
·         Nah sekarang diperlukan strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, namun bagaimana mendorong siswa membangun pengetahuan dibenak mereka sendiri
·         BCCT belajar mengalami bukan menghafal.

Kebiasaan apa yang ingin dipeerbaiki?
·         Sudah cukup lama kita sadar bahwa kelas-kelas kita tidak produktif. Sehari-hari kelas diisi dengan ceramah, sementara siswa DIPAKSA menerima dan menghafal
·         Pilihannya adalah strategi pembelajaran yang memberdayakan siswa

Apakah landasan filosofi pengembangan BCCT itu?
·         Landasan filosofi BCCT adalah KONSTRUKTIVISME, yakni filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak bisa dipisah-pisahkan menjadi fakta yang terpisah, namun mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan .

Trend belajar yang bagaimana yang melandasi system ini?
·         Belajar tidak sekedar menghafal, siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka
·         Anak belajar dari mengetahui, mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru dan bukan diberi begitu saja oleh guru
·         Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi menceerminkan keterampilan yang dapat diterapkan
·         Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide.
·         Keterampilan dan pengtahuan itu diperluas dari kontek yang terbatas (sempit) sedikit demi sedikit.
·         Penting bagi siswa tahu UNTUK APA dia belajar, dan BAGAIMANA ia menggunakan pengetahuan dan keterampilannya itu
·         Tugas guru MEMFASILITASI agar informasi yang baru menjadi bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan untuk menerpakan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan cara mereka sendiri.
·         Pengajaran harus berpusat BAGAIMAN CARA siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. STRATEGI BELAJAR lebih dipentingkan daripada hasilnya.

Apakah BCCT ini baru?
·         Bukan. Filosofi yang mendasari pendekatan ini sudah dikembangkan oleh CCCRT (Creative Center for Childhood Research and Training)

Dari mana asalnya dan siapa yang mengembangkannya?
·         BCCT dikembangkan oleh CCCRT (Creative Center for Childhood Research and Training) Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre School Florida, USA selama lebih dari 25 tahun, baik untuk anak normal maupun untuk anak yang berkebutuhan khusus.

Komponen apa saja yang dilibatkan ?
·         Konstruktivisme-bertanya-menemukan- masyarakat belajar-pemodelan-refleksi-penilaian sebenarnya.

Apa MOTTO nya?
·         Student learn best by actively constructing their own understanding
(cara belajar terbaik adalah siswa mengkonstruksikan sendiri pengalamannya)

Cara belajar apa yang berasosiasi dengan BCCT?
·         CBSA-Pendekatan Proses-Life Skill Education-Authentic Instruction-Inquiry Based Learning

 Apa Beda BCCT Dengan KBK, CBSA,  Pendekatan Proses, Quantum Learning, Student Active Learning, Meaningful Learning, Problem Based Learning, Cooperative Learning, Work Basaed Learning, Dan Sejenisnya?
·         JIWA dari pendekatan-pendekatan itu sebenarnya sama dengan BCCT, yakni bagaimana menghidupkan kelas.kelas yang hidup adalah kelas yang memberdayakan siswa atau berfokus pada siswa, yakni kelas yang produktif dan meyenangkan. Bedanya pada aspek penekanannya.

Bagaiman prakteknya di kelas?
·         Kelas dirancang dalam bentuk sentra-sentra, misal : Sentra        Alam, Sentra Persiapan, Sentra keaksaraan, Sentra Bermain Peran, Sentra Balok dan lain-lain
·         1 guru bertanggung jawab  pada 7- 12 siswa saja dengan moving class dari satu sentra ke sentra lain
·         Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara anak bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya
·         Laksanakan sejauh mungkin untuk kegiatan inquiry untuk semua topic
·         Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
·         Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok)
·         Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
·         Lakukan pijakan-pijakan
·         Lakukan refleksi diakhir pertemuan
·         Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.

Bagaimana cirri kelas yang menggunakan BCCT ini?
·         Terjalin kerjasama-Saling menunjang- gembira- Belajar dengan bergairah
·         Pembelajaran terintegrasi-Menggunakan berbagai sumber- Siswa aktif
·         Menyenangkan tidak membosankan-terjalin sharing dengan teman
·         Para siswa kritis- Guru Kreatif

Apakah BCCT hanya bisa diterapkan di kelas kecil saja?
·         Tidak
·         Karena BCCT hanya strategi belajar
·         BCCT sangat sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Apakah selam ini guru belum menerapkan BCCT?
·         Tergantung
·         Bagaiman kondisinya selama ini apakah polanya Studen Centered/ Teacher Centered

Apakah penerapan BCCT memerlukan biaya besar dan media khusus?